CARA DAN TAHAPAN MEMBANGUN RUMAH
Membangun rumah memerlukan perencanaan yang matang dan mengikuti langkah-langkah konstruksi agar hasilnya sesuai harapan.
Berikut adalah urutan dasar dalam membangun rumah:
Pada tahap ini Anda sebaiknya melakukan hal-hal berikut :
- Pertemuan awal dengan arsitek atau desainer untuk menentukan kebutuhan ruang terkait kegiatan yang akan diwadahi dalam bangunan rumah yang direncanakan.
- Menentukan gaya desain rumah yang dipilih, apakah yang model rumah minimalis, klasik, tropis, etnik tradisional, scandinavia, victoria, art deco, gaya Bali, Joglo, atau model/gaya/langgam yang lainnya.
- membahas secara garis besar anggaran yang akan digunakan, seberapa besar alokasi dana untuk membangun rumah yang dengan ini akan dilakukan penyesuaian desain rumah yang disesuaikan dengan anggaran yang tersedia, atau Anda punya keinginan model dan spesifikasi tertentu dan ingin tahu gambaran kasar besaran anggaran yang harus disediakan.
- Membahas sistem pelaksanaan pembangunan apakah mau sistem Borongan Total, atau Borongan Tenaga yang mana Anda harus menyediakan sendiri bahan dan material.
B. Pembuatan Desain Pra Rencana dan Gambar Kerja
1. Desain Pra Rencana :
a. Pada tahap Desain Pra Rencana, Arsitek akan melakukan eksplorasi desain Denah, Tampak, Potongan, serta Penampilan Bangunan dalam bentuk 3D maupun animasi dengan menampilkan gaya arsitektur yang sudah disepakati (minimalis/klasik/lainnya).
b. Setelah Anda cocok dan menyetujui Desain Pra Rencana yang Arsitek sajikan maka selanjutnya Arsitek akan melanjutkannya ke tahap Pengembangan Desain (Development Design) berupa gambar kerja.
2. Gambar Kerja & Detail Engineering Design :
Arsitek akan mengembangkan Desainnya yang sudah Anda setujui dengan menyusun Gambar kerja atau Detail Engineering Design atau disingkat DED yang mencakup :
a. Rencana Detail Arsitektural :
- Denah, Tampak, & Potongan
- Detail Tampak berikut spesifikasi finishingnya
- Rencana dan Detail Kusen berikut spesifikasinya
- Detail Finishing Lantai, Dinding, Tangga berikut spesifikasinya
- Detail-Detail Ornamen, Architrave, dan unsur-unsur estetika bangunan yang lainnya.
- dll.
b. Rencana Detail struktural :
- Rencana Pondasi dan Sloof berikut detail pembesiannya
- Rencana Kolom berikut detail pembesiannya
- Rencana Balok & Plat Beton Lt. 2 berikut detail pembesiannya.
- Rencana Atap berikut detail kuda-kuda (beton/baja profil/canal/baja ringan/bahan lainnya).
- dll.
c. Rencana Detail Mekanikal & Elektrikal :
- Rencana Pemipaan Air Bersih (panas/dingin), Air Kotor, Air Bekas, dan Air Hujan
- Rencana Titik Lampu dan Saklar
- Rencana Stop Kontak
- Rencana Panel, MCB, Genset
- Rencana Penangkal Petir
- dll
- Dalam hal ini, RAB harus detail dan lengkap dengan spesifikasi masing-masing item. Sebisa mungkin tidak ada item yang memunculkan multitafsir sehingga perbedaan pemahaman bisa dihindari.
- RAB tersebut bisa dalam bentuk Owner Estimate sebagai pegangan Anda dalam menyediakan Dana Pembangunan
- bisa juga untuk lampiran kontrak jika Arsiteknya sekaligus Pelaksana Pembangunan yang biasa dikenal dengan Kontraktor Design & Build (Rancang Bangun)
- RAB ini juga untuk lampiran persyaratan dalam pengurusan PBG
C. Pengajuan PBG (Persetujuan Bangunan Gedung)
PBG merupakan pengganti IMB (Izin Mendirikan Bangunan), PBG dibuat untuk memperoleh izin dari pemerintah setempat sebelum pembangunan dimulai untuk memastikan bahwa bangunan mematuhi peraturan zonasi dan konstruksi.
Persyarataan dan Tahapan pengurusan PBG bisa Anda baca di artikel "CARA MEMBUAT IMB/PBG".
Setelah PBG didapatkan maka Anda atau kontraktor pilihan Anda bisa segera memulai pekerjaan konstruksinya.
D. TAHAP KONSTRUKSI
1 . Persiapan Lahan
- Persiapan lahan mencakup pembersihan lahan, pengukuran, dan pemasangan bowplank sebagai tanda batas dan titik awal pembangunan.
- Bersihkan lahan dari pepohonan, batu, atau struktur lain, dan tentukan titik-titik konstruksi utama.
2. Pekerjaan Pondasi
- Pondasi merupakan struktur dasar yang menahan beban bangunan. Jenis fondasi disesuaikan dengan jenis tanah dan desain rumah.
- Gali lubang Pondasi hingga tanah keras (untuk tipe pondasi footplat dan posisi tanah keras dangkal), pasang tulangan baja, dan cor beton sesuai desain strukturalnya. Bahkan jika hanya 1 lantai dengan beban kecil maka cukup dengan pondasi menerus dari batu kali.
- Gunakan pondasi tiang pancang atau bored pile jika tanah kerasnya berada cukup dalam dari permukaan tanah, kemudian buat pile cap.
3. Pembangunan Struktur Bawah
- Setelah pondasi selesai, pekerjaan berlanjut dengan membangun struktur bawah yang menjadi penyangga utama bangunan, seperti sloof di atas pondasi batukali atau Tie Beam jika tidak memkai batu kali (sloof gantung), dll
4. Pemasangan Kolom dan Balok
- Kolom adalah elemen vertikal yang menahan beban lantai atas, sementara balok mendukung struktur horizontal.
- Pembesian pada kolom dan balok harus mengikuti desain yang sudah ditentukan oleh perencana struktur, tidak boleh asal-asalan terlebih untuk balok bentang lebar
5. Pemasangan Dinding
- Setelah struktur utama berdiri, dinding mulai dipasang menggunakan material yang telah ditentukan: bata merah atau bata ringan atau batako
6. Pekerjaan Lantai dan Plafon
- Lantai diratakan dan dilapisi material sesuai spesifikasi yang sudah ditentukan, misalkan : pasang keramik, granit, atau jenis lantai lain.
- Plafon dipasang untuk memberikan estetika dan kenyamanan. Ada bermacam bahan plafond : gypsum board, GRC, PVC, dll.
7. Pemasangan Kusen, Pintu, dan Jendela
- Pemasangan kusen dan pintu jendela bertujuan untuk melengkapi elemen fungsional dan estetis pada bangunan.
- Saat ini banyak tersedia bahan kusen : kayu, Alumunium, U-PVC, Beton cetak, dll.
8. Instalasi Listrik dan Plumbing
- Pemasangan jaringan listrik harus dilakukan secara cermat dengan mengikuti gambar rencana yang sudah dibuat sehingga akan memudahkan perawatan jangka panjang. Ketika tahap pengecoran balok atau pelat lantai 2 dst jangan lupa menyiapkan sparing-sparing untuk akses kabel listrik yang menembus batas ruang atau lantai beton.
- Pemasangan Pipa-pipa air kotor dan air hujan harus dilakukan dengan cermat dari sejak pembuatan pondasi dan sloof, supaya tidak ada lagi pekerjaan bobok sloof atau pondasi batukali dikarenakan lupa menyiapkan dari awal pipa pembuangan air kotor maupun pipa pembuangan air hujan.
9. Finishing
- Pekerjaan Finishing meliputi pengecatan dinding, pemasangan keramik dinding kamar mandi, pemasangan granite tile lantai, dsb.
10. Pengecekan Akhir dan Pembersihan
- Sebelum diserahkan kepada Anda sebagai pemilik rumah, pengecekan bersama dengan kontraktor harus dilakukan untuk memastikan tidak ada masalah struktural atau teknis.
- Cek setiap bagian rumah, lakukan perbaikan jika ada kerusakan kecil, dan bersihkan seluruh area.
11. Serah Terima dan Penggunaan
- Setelah rumah selesai dan telah dilakukan pengecekan, rumah siap untuk dihuni atau digunakan sesuai fungsinya.
- Kontraktor menyerahkan rumah kepada Anda sebagai pemilik beserta dokumentasi dan petunjuk penggunaan fasilitas.
E. Kesimpulan
Tahapan membangun rumah perlu dilaksanakan dengan urutan yang tepat untuk menghasilkan rumah yang aman, nyaman, dan tahan lama.
Demikian artikel yang Sapto share kali ini, semoga bermanfaat selamanya, aamiin
Salam Sehat dan Sukses untuk Anda para pembaca setia www.saptoarsitek.com
SAPTO arsitek
Posting Komentar